Sistem Informasi berbasiskan Komputer
14:19
,
0 Comments
1.
Umum.
Sistem Informasi merupakan suatu
bagian dalam proses pengambilan keputusan dalam suatu organisasi. Saat ini
kalau membicarakan sistem informasi, maka yang di maksud adalah sistem
informasi yang berbasis komputer atau Computer Based Information Systems
(CBIS). Penggunaan komputer dalam CBIS
dapat dkelompokkan dalam beberapa tingkatan mulai dari pengolahan data
elektronis/Transaction Processing Systems (TPS), Sistem Informasi Manajemen
(SIM), Decision Support Systems (DSS), dan Executive Information Systems (EIS).
Untuk dapat memahami CBIS maka perlu didukung pengetahuan mengenai konsep
sistem, konsep informasi dan teknologi informasi.
2.
Konsep
Informasi.
a. Data vs
Informasi. Data merupakan fakta
atau keterangan yang dapat berupa angka, tabel dan sebagainya. Sedangkan
informasi adalah sekumpulan fakta yang diorganisir sehingga memiliki nilai
lebih daripada fakta itu sendiri. Dengan kata lain informasi adalah data yang
sudah diolah.
b. Karakteristik
informasi.
Informasi dianggap baik bila memiliki
karakteristik sebagai berikut:
- Akurat
- Lengkap
- Ekonomis
- Fleksibel
- Reliabel
- Relevan
- Tepat
waktu
- Verifiabel
c. Nilai
informasi. Nilai suatu informasi
adalah dilihat/dinilai dari bagaimana informasi tersebut membantu pembuat
keputusan untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi.
3.
Konsep
Sistem.
1) Sistem
adalah sekumpulan elemen atau komponen yang saling berinteraksi untuk
menyelesaikan tugas atau untuk mencapai tujuan atau sasaran.
2) Komponen
sistem adalah input, proses, dan output.
Sistem dapat dikelompokkan menjadi
dua yaitu yang secara fisik tampak (Fisik) dan yang tidak tampak (Konseptual).
4.
Sistem
Informasi.
a. Pengertian: Sistem informasi adalah sekumpulan elemen
yang saling berinteraksi untuk mengolah input (data) untuk menghasilkan output
(informasi) Pertama, informasi yang sifatnya terbuka (Open Source Information)
yang dapat diperoleh dengan biaya murah misalnya dari koran, penerbitan, barang
barang cetakan, informasi di internet dan sebagainya. Kedua, informasi yang
setengah terbuka (Open Proprietary Information) yang dapat diperoleh dengan
cara membeli dari pihak-pihak tertentu yang ingin kita selidiki, misalnya
membeli peta dari negara tertentu atau membeli peluru kendali dari negara
tertentu untuk mengetahui cara kerjanya dan sebagainya. Ketiga, informasi yang
tertutup (Closed Proprietary Information) yang hanya dapat diperoleh dari tepat
tertentu yang ingin dijadikan target , informasi ini susah untuk memperolehnya
dan kadang-kadang memerlukan kegiatan spionase, misalnya akan mencuri suatu
desain kendaraaan perang ataupun source code dari program komputer. Keempat informasi yang berklasifikasi
(Classified information) yang diperoleh dari kegiatan mata-mata, satelit, atau
menggunakan agen, dan resiko memperolehnya sangat tinggi.
b.
Komponen
sistem informasi. Sistem informasi terdiri dari empat komponen, yaitu: input,
proses, output, dan feedback.
c. Sistem
Informasi Berbasis Komputer (CBIS). CBIS terdiri dari komponen-komponen sebagai
berikut; Hardware, Software, Personel, Prosedur, dan Informasi.
5.
Manfaat
Sistem Informasi bagi organisasi.
- Lebih aman
- Pelayanan
lebih baik
- Kompetitif
- Mengurangi
kesalahan
- Lebih
akurat
- Meningkatkan
kualitas produk
- Meningkatkan
komunikasi
- Meningkatkan
produktifitas
- Administrasi
lebih efisien
- Mengurangi
tenaga manusia
-
Membantu
dalam pembuatan keputusan
6.
Transaction
processing systems (TPS)
TPS merupakan pemanfaatan
komputer dalam suatu sistem informasi berbasiskan komputer (CBIS) yang paling
sederhana. Sistem ini mengolah data yang jumlahnya sangat besar untuk dijadikan
laporan transaksi seperti pembayaran gaji dan pencetakan data personel dengan sasaran utama tingkat akurasi
yang tinggi dan efisiensi tenaga kerja.
Kegiatan yang
dilakukan dalam proses ini meliputi :
Pengumpulan data
Manipulasi / updating data
Pembuatan dokumen
Proses
pemutakhiran data dapat dilakukan secara:
Batch processing
On-line processing
7.
Decision
support systems (DSS)
DSS merupakan pemanfaatan komputer dalam suatu sistem
informasi berbasiskan komputer (CBIS) yang lebih kompleks karena berkaitan
dengan pembuatan keputusan yang efektif. Dalam pengambilan keputusan ini
melibatkan model, database dan DSS
generator. Dalam hal ini komputer sudah mampu untuk menganalisis permasalahan
serta memberikan solusi terhadap permasalahan. (kemampuan what if )
8.
Exective
Information Systems (EIS)
EIS merupakan pemanfaatan komputer dalam suatu sistem
informasi berbasiskan komputer (CBIS) yang terorganisir sedemikian rupa
sehingga mampu menghasilkan nasehat atau saran suatu keputusan dalam bidang
tertentu yang strategis atau terspesialisasi. EIS sering disebut sebagai Expert
systems (ES). Sistem ini memerlukan data lebih banyak data eksternal dari pada
data dalam organisasi sendiri
9.
Teknologi
Informasi.
Teknologi
informasi sebagai komponen dalam CBIS dapat dikelompokkan menjadi : peranti
keras(hardware), peranti lunak(software), database dan jaringan dan komunikasi
data.
a.
Peranti
Keras.
1)
System
Unit
a) CPU
(Central Processing Unit). Ada
beberapa istilah berkaitan dengan kecepatan prosesor:
- MIPS: million instructions per second. Menunjukkan berapa cepat satu instruksi dikerjakan oleh komputer.
- FLOPS: floating point operations per second.
- Clock speed in Megahertz (MHz).
- Bus capacity (internal and external). (16, 32, 64).
b) Primary Storage yang
terdiri dari
RAM(random access memory).
ROM(read only memory).
2)
Input
Devices
Peralatan yang digunakan untuk
memasukkan data kedalam sistem komputer. Meliputi : keyboard, lightpen, mouse,
digitizer, scanners, bar-code readers, touch screen, mike.
3)
Secondary
storage.
Untuk menyimpan data secara permanen,
secara umum dapat dibagi menjadi kelompok magnetik dan optik. Misalnya:
harddisk, floppy disk, dan CD.
4)
Output
Devices.
Peralatan untuk melihat hasil proses yang dihasilkan oleh sistem
komputer. Misalnya: Video displays (monitor),
printer, Plotter, Suara.
b. Peranti Lunak.
Peranti lunak dapat dikelompokkan menjadi :
1) System
software. Untuk mengendalikan
beberapa komponen peranti keras, membantu pemrogram untuk membangun aplikasi,
termasuk sistem operasi yang membuat komputer menjadi berfungsi serta
compilers.
2) Application software. Peranti lunak yang didesain untuk melakukan tugas khusus bagi penggunanya. Secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi peranti lunak pengolah kata, database, dan lembar kerja (spreadsheet)
c. Database
1) Hirarkhi
data :
a) Database
b) File
c) Record
d) Field
e) character/byte
f) bit.
2) Model-model
database
a) Hierarchical (tree).
b) Network.
c) Relational.
d. Komunikasi
data dan Jaringan
1) Komunikasi Data. Komunikasi
data menggunakan jalur komunikasi untuk menyampaikan satu informasi antara
sistem komputer. Jalur komunikasi ini bisa bersifat umum (telepon, microwave, atau satelit) atau bersifat
pribadi / private seperti kabel jaringan. Komputer mentransmisikan data dalam
bentuk digital sedangkan jalur komuniksi terutama telepon berbentuk analog
sehingga diperlukan peralatan yang disebut modem(modulation demodulation). Kecepatan data yang ditransfer
dinyatakan bits per second (bps) – atau dinyatakan dalam baud. Untuk
dapat saling berkomunikasi maka komputer harus menggunakan aturan-aturan /
bahasa yang sama yang dikenal sebagai protokol. Saat ini bentuk layanan
komunikasi data antar sistem komputer dapat dilakukan dengan berbagai macam
cara seperti:
·
electronic
mail (e-mail, email)
·
voice mail
·
teleconferencing
(voice and/or video)
·
facsimile
transmission
·
bulletin
boards
·
Internet-specific
services (FTP, gopher, WWW)
·
electronic
funds transfer (EFT)
·
electronic
data interchange (EDI)
·
communication
service providers (Viatel, Compuserve, Prodigy)
Selain menggunakan layanan seperti tersebut diatas komunikasi data
dapat dilakukan dengan perangkat lunak seperti telnet dan terminal emulation
2) Jaringan. Komputer terhubung satu sama lain
dalam suatu jaringan. Salah satu alasan dibuat jaringan komputer adalah dalam
rangka berbagi data maupun resources yang lain seperti printer, modem, scanner,
fax dan sebagainya. Jaringan secara umum dapat dibagi menjadi dua kelompok
berdasarkan topologi ataupun skala (cakupan geografi) dari jaringan tersebut. Topologi meliputi bagaimana secara fisik
komputer itu saling terhubung dan bagaimana informasi tersebut diorganisasikan.
Menurut tipologinya jaringan biasanya dikelompokkan menjadi: bus, ring dan
star. Menurut skalanya jaringan dapat dikelompokkan menjadi LAN (Local Area
Network) dan WAN (Wide Area Network).
Suatu Jaringan khususnya LAN mempunyai beberapa komponen yaitu
Server, Workstation, dan Koneksi. Server merupakan komputer baik mikro ataupun
mini yang menyediakan layanan kepada jaringan. Workstation merupakan komputer
yang terhubung ke server untuk memperoleh informasi. Workstation merupakan
komputer yang dilengkapi dengan network
interface (interface card). Koneksi antara komputer yang satu dengan yang
lain, secara fisik hubungan ini dapat melalui kabel [twisted pair, coaxial], fibre optic atau
microwave.
WAN hampir sama dengan LAN hanya saja meliputi areal yang sangat
luas dengan beberapa lebih banyak komputer, layanan, server, dan penekanan yang
lebih pada aspek keamanan serta menggunakan protokol yang berbeda-beda. Contoh
yang paling jelas saat ini adalah Internet.
Layanan yang terkenal dalam internet adalah FTP, gopher, IRC ('chat')
dan World Wide Web (WWW)
10. Sistem Informasi berbasiskan
Komputer /CBIS
Sistem Informasi Berbasis Komputer (CBIS). CBIS terdiri
dari komponen-komponen sebagai berikut; Hardware, Software, Personel, Prosedur.
Informasi. aspek peranti keras dan peranti lunak sudah dijelaskan di atas.
Personel dalam kaitan CBIS dapat dibagi menjadi : Client, End User, dan
Personel Komputer. Client merupakan personel yang memperoleh keuntungan akibat
implementasi sistem informasi baik secara langsung maupun tidak langsung misal
anggota perpustakaan dan nasabah bank.
End user merupakan personel yang menggunakan sistem informasi untuk mendukung kelancaran
tugas organisasi. Sedangkan personel komputer merupakan personel yang merancang
dan mengembangkan sistem dan personel yang mendukung beroperasinya sistem
informasi termasuk instalasinya.
Personel komputer terdiri dari: analis sistem, pemrogram, operator, data
entry, dukungan teknis, dan administrator database. Prosedur merupakan
petunjuk-petunjuk ataupun peranti lunak yang mengatur bagaimana suatu sistem
informsi dapat beroperasi. Misalnya prosedur pengoperasian, prosedur keamanan,
prosedur back up sistem, prosedur recovery dan sebagainya. Informasi merupakan
data yang sudah diolah. Data tersebut dievaluasi, dianalisis, dan ditafsirkan
menjadi informasi yang berguna. Dalam
sistem komputer data dinyatakan dalam berbagai kode, yang umum adalah kode
ASCII dan kadang kadang EBCDIC. Dari sisi pandangan militer informasi dapat
diklasifikasikan menjadi: informasi yang sifatnya terbuka (Open Source
Information), informasi yang setengah terbuka (Open Proprietary
Information), informasi yang tertutup (Closed Proprietary Information),
dan informasi yang berklasifikasi (Classified information).
Pembangunan Sistem Informasi
(System Development)
1. Umum
Keberhasilan suatu sistem informasi sangat ditentukan
oleh kegiatan pembangunan sistem informasi (systems development) yang meliputi
beberapa pentahapan mulai dari perencanaan, analisis sistem, desain sistem,
implementasi sistem, dan pemeliharaannya. Berdasarkan kemajuan teknologi
informasi maka terjadi kemajuan didalam pembangunan sistem informasi. Dengan
demikian maka dalam pembangunan sistem informasi kita mengenal pendekatan
tradisional dan non tradisional yang dikenal antara lain dengan sebutan
prototyping.
Yang
dimaksud pembangunan sistem informasi adalah membangun sistem baru maupun
mengembangkan sistem yang sedang berjalan. Keberhasilan pembangunan sistem
ditentukan oleh faktor sebagai berikut :
a.
Dukungan
dari pimpinan puncak
b.
Keterlibatan
pengguna pada setiap tahap
c.
Penggunaan
metodologi pembangunan sistem yang tepat
d.
Tujuan dan
sasaran sistem yang jelas
e.
Perancangan
yang tepat
f.
Pelatihan
bagi personel yang terlibat
g.
Kaji
ulang proyek
h.
Program
pemeliharaan yang terencana
Penerapan sistem informasi
baru kadang-kadang mendapat penolakan dari personel dalam organisasi karena
terjadinya perubahan cara kerja. Alsan personel menolak sistem baru tersebut
antara lain:
a.
Menganggap
sistem yang baru lebih jelek dari sistem yang sudah berjalan.
b.
Menolak
untuk berhubungan dengan personel komputer.
c.
Malas
untuk belajar prosedur dan pendekatan baru.
d.
Ketakutan
kehilangan pekerjaan, jabatan, wewenang atau pengaruh mereka.
e.
Sistem
baru berdampak buruk terhadap mereka
f.
Sistem
yang baru desainnya buruk dan susah untuk dioperasikan.
Untuk menghindari masalah
tersebut diatas, diperlukan koordinasi yang baik antara para manajer, user, dan
personel sistem informasi.
2. Tahapan dalam
Pembangunan Sistem Informasi.
Proses
pembangunan sistem pada umumnya disebut systems development life cycle (SDLC),
sebab kegiatan ini berkaitan dengan proses yang berkesinambungan. Banyak
pendekatan dalam pentahapan pembangunan sistem informasi, namun pendekatan yang
paling banyak digunakan adalah sebagai berikut:
a.
Tahap
Perencanaan./ Investigasi.
Sasaran
utama adalah untuk menentukan apakah sistem yang sedang berjalan memenuhi
tujuan dan sasaran organisasi?. Dalam investigasi sistem ini,sistem utama dan
fungsi-fungsinya dipelajari untuk menentukan kemungkinan pengembangan yang
dapat dilakukan, serta biaya yang diperlukan bisa diperkirakan. Pada tahap ini
pembentukan team investigasi, menentukan kelayakan untuk sistem yang baru,
menentukan tujuan pembangunan sistem secara detail, dan menyiapkan laporan.
Untuk menentukan kelayakan suatu sistem baru secara praktis dapat diukur
menggunakan patokan yang dikenal sebagai faktor TENLOS (Teknis, Ekonomi, Non
Ekonomi, Legal, Operasional, dan Schedule/Jadwal). Jadi kalau suatu sistem
dianalisis menggunakan faktor TENLOS tersebut salah satu aspek tidak terpenuhi
maka diperkirakan sistem/proyek tersebut
tidak layak untuk dikembangkan.
b.
Tahap
Analisis sistem
Analisis sistem adalah mempelajari
sistem yang sedang berjalan, diamati kelebihan dan kekurangannya. Kemampuan
sistem yang sedang berjalan dalam memenuhi kebutuhan user. Team analis sistem
ini juga beranggotakan team investigasi sistem, bersama dengan personel fungsional
dari organisasi yang bersangkutan terutama yang terkait dengan sistem yang
sedang berjalan, dan personel dari bagian sistem informasi, seperti sistem
analis. Hasil analisis terhadap sistem yang ada dibuat laporan berupa Laporan
Analisis Sistem.
c.
Tahap Desain
sistem
Manfaat dari desain sistem adalah
untuk mengembangkan sistem yang memenuhi keinginan dan memuaskan para
pengguna(user). User meliputi para pegawai, para manajer, para eksekutif, dan
bahkan pelanggan. Desain sistem menentukan sistem yang terbaik yang akan
membantu organisasi dalam mencapai tujuan dan sasarannya. Desain sistem terdiri
dari dua macam; Desain secara umum dan desain secara rinci. Desain secara umum
digunakan untuk berkoordinasi dengan user tentang sistem yang akan di bangun.
Sedang desain secara rinci digunakan sebagai pegangan bagi Tim pembangun sistem
khususnya oleh para pemrogram.
d.
Tahap
Implementasi sistem
Implementasi sistem adalah
mengoperasikan sistem yang baru. Tahap penting adalah meliputi pengadaan
software, pembuatan program, perekrutan personel, training, penyiapan tempat,
penyiapan data, dan operasional sistem. Dalam implementasi sistem ini perlu
juga di laksanakan uji coba sistem, sehingga bila dianggap perlu dilakukan
perbaikan-perbaikan terhadap sistem yang sedang dibangun tersebut. Dalam tahap
implementasi ini di lakukan pengalihan dari sistem lama kepada sistem baru. Ada
tiga macam pengalihan yang umum dilaksanakan; Pertama dengan cara serentak atau
total, dimana sistem lama di hentikan operasionalnya dan langsung diganti
dengan sistem baru. Yang kedua adalah secara paralel (parallel run), yaitu cara
dimana pada jangka waktu tertentu sistem lama
berjalan bersama dengan sistem yang baru, sehingga pada jangka waktu
tersebut ada dua sistem yang di
operasikan. Yang ketiga secara parsial, dimana pengalihan dilakukan secara
bagian perbagian (parsial), dengan kata lain pengalihan dilakukan per
subsistem.
e.
Pemeliharaan
sistem dan Kaji Ulang
Sasaran dari tahap ini adalah agar
sistem tetap operasional secara efisien, bebas kesalahan, dan efektif. Kaji
ulang merupakan kegiatan periodik untuk mengevaluasi sistem. Masalah yang besar
dan tidak dapat dilaksanakan dalam pemeliharaan sistem, dapat merupakan
permulaan pembangunan sistem yang baru.
3. Pendekatan
Tradisional dan Prototyping.
Secara tradisional pembangnan sistem dilaksanakan secara berurutan seperti tahapan tersebut di atas. Pendekatan tradisional ini cocok untuk beberapa aplikasi. Dengan pendekatan ini biaya yang dikeluarkan cukup banyak dan waktu yang lama sehingga mengganggu kegiatan organisasi yang lain. Hal ini mendorong para desainer sistem untuk mencari cara atau pendekatan lain antara lain dengan Prototyping. Prototyping lebih berorientasi terhadap user, waktu pembangunan sistem lebih cepat, lebih sedikit kesalahan, lebih memberikan kesempatan untuk melakukan koreksi.
Kapan menggunakan pendekatan tradisional atau
prototyping?. Pendekatan tradisional lebih menguntungkan apabila para user
cukup memahami/berpengalaman dalam pembangunan sistem serta input dan output sistem
sudah diketahui dengan jelas serta waktu yang cukup. Apabila user belum cukup
memahami/berpengalaman dalam pembangunan sistem, input dan output belum jelas, waktu yang
pendek serta tingkat resiko tinggi maka prototyping lebih tepat digunakan.
Dalam praktek kita dapat juga menggunakan kombinasi kedua pendekatan tersebut.
Manajemen Sistem Informasi
1. Umum.
Ada dua
istilah yang mirip dan cukup membingungkan dalam pemahamannya yaitu masalah
Manajemen Sistem Informasi (MSI) dan Sistem Informasi Manajemen (SIM). SIM
mempunyai pengertian yang sama dengan CBIS yang telah dibahas.
Dalam menyampaikan masalah MSI dibagi menjadi dua
bagian; Pertama masalah manajemen sumberdaya bidang sistem informasi, yang
berisi tentang aspek-aspek manajemen informasi, manajemen teknologi dan
perkembangannya, manajemen distribusi, manajemen fungsional, manajemen
strategi, serta bagaimana mengorganisir sumber daya informasi. Kedua berisi
masalah-masalah yang berkaitan dengan masalah sosial dan masalah etika
berkaitan pemanfaatan dan perkembangan sistem informasi.
2. Manajemen Sumber Daya Informasi.
Menurut teori ekonomi tradisional apabila berbicara mengenai sumber
daya yang dibicarakan adalah tanah, tenaga buruh, dan modal termasuk
mesin-mesin. Dalam rangka untuk memaksimalkan organisasi sumber daya ini harus
dikelola dengan seksama. Namun sekarang apabila berbicara tentang sumber daya
dalam suatu organisasi kita berbicara mengenai sumber daya informasi yang
meliputi hardware, software, personel, database/Informasi, dan prosedur yang
terkait.
Manajemen sumber
daya informasi ini terdiri dari lima aspek yaitu; manajemen informasi,
manajemen teknologi, manajemen distribusi, manajemen fungsional, dan manajemen
strategi. Untuk mengoptimalkan manfaat bagi organisasi maka kelima aspek
tersebut harus dikelola dan dikontrol dengan baik.
a. Manajemen
informasi.
Aspek
pertama dari manajemen sumber daya informasi adalah manajemen informasi.
Pemahaman tentang nilai data dan informasi merupakan keharusan bagi suatu
organisasi. Jika informasi yang baik selalu di sajikan kepada para pimpinan,
maka para pimpinan tersebut dapat membuat keputusan-keputusan yang tepat secara
efisien, karena mereka tidak perlu lagi di sibukkan dengan kegiatan
mengumpulkan dan mengolah data. Jadi kesadaran bahwa informasi tersebut sangat
bernilai bagi organisasi merupakan modal utama dalam manajemen sumber daya
informasi.
b. Manajemen teknologi.
Aspek
kedua dari manajemen sumber daya informasi adalah manajemen teknologi. Sama
halnya manajemen informasi, memahami nilai dari teknologi informasi
juga merupakan keharusan bagi organisasi. Variasi, kemampuan, dan
kompleksitas dari teknologi informasi sangat berpengaruh terhadap manajemen
sumber daya informasi. Berkaitan dengan karakteristik informasi dan teknologi
informasi, maka diperlukan pertimbangan khusus dalam mengelolanya. Pertimbangan
tersebut mencakup; meminimalisasi kesalahan dan backup, kontrol sistem,
auditing sistem, dan rencana recovery
bila terjadi bencana.
c. Manajemen distribusi.
Aspek ketiga adalah
manajemen distribusi. Memahami bahwa dimana sistem (termasuk informasi dan
teknologi) dipasang, di operasikan, atau
dibangun sangat berpengaruh terhadap unjuk kerja organisasi.
Keputusan-keputusan yang berkait dengan dimana sistem informasi tersebut secara
fisik di pasang, dimana para user akan mengakses, dan dimana sistem tersebut di
bangun adalah sangat menentukan dalam memaksimalkan sumberdaya informasi.
CBIS dapat
mendukung konfigurasi organisasi yang bervariasi. Struktur organisasi yang
terpusat, dimana pimpinan senior memiliki kekuasaan dan kendali yang begitu
besar, maka tipe ini perlu didukung dengan fasilitas terpusat. Sedang struktur organisasi yang tersebar,
dimana pembuatan keputusan dan kontrol di delegasikan kebawah sampai pimpinan
terrendah, maka perlu dilakukan
distributed processing dengan dukungan jaringan dan telekomunikasi.
d. Manajemen
fungsional.
Sebagaimana
fungsi-fungsi lain yang sudah ada sebelumnya dalam organisasi, sistem informasi
juga perlu dikelola dan di kendalikan dengan tepat. Sebagai contoh fungsi
sistem informasi juga perlu di rencanakan, diadakan/dibangun, didistribusikan,
di pelihara dan di kembangkan secara tepat. Dengan kata lain sistem informasi
juga memerlukan pembinaan sebagaimana fungsi lainnya dalam organisasi.
e. Manajemen
strategi.
Aspek
terakhir adalah manajemen strategi. Strategi dalam memanfaatkan nilai atau
kekuatan sistem informasi akan sangat berpengaruh terhadap unjuk kerja
organisasi, maka manajemen strategi merupakan bagian yang sangat penting dari
manajemen sumber daya informasi.
Hasil riset menunjukkan bahwa 64 persen
organisasi yang melakukan komputerisasi beralasan untuk meningkatkan daya
saingnya. Manfaat kompetif dari pemasangan sistem/komputer tersebut dirasakan
selama 12 sampai 18 bulan sejak sistem tersebut mulai dioperasikan, sehingga
dapat disimpulkan bahwa organisasi atau perusahaan harus secara terus menerus
mengupdate sistem informasinya jika ingin tetap mempunyai daya kompetisi.
3. Masalah Sosial dan
Etika dalam Sistem Informasi.
Meskipun potensi
sistem informasi untuk meningkatkan unjuk kerja atau meningkatkan kinerja dan
taraf hidup masyarakat tidak diragukan lagi, namun banyak juga masalah-masalah
yang berpotensi mengganggu atau merugikan masyarakat, organisasi dan lain
sebagainya. Masalah tersebut antara lain; Pemborosan dan kekeliruan dalam
penggunaan komputer, kejahatan bidang atau melalui komputer, terganggunya
privacy, dan beberapa masalah yang berkaitan dengan problem kesehatan.
Pimpinan
maupun seluruh user disegala level
memegang peran utama untuk membantu organisasi dalam mewujudkan manfaat
positive dari sistem informasi. Seluruh individu yang terlibat, mempunyai peran
yang besar dalam menghindarkan perancangan sistem yang tidak baik dan kesalahan
dalam menerapkan suatu sistem informasi. Agar para pimpinan dan pengguna memiliki rasa tanggung
jawab tersebut, maka mereka harus di berikan pengetahuan yang tepat tentang
sistem informasi.
0 Response to "Sistem Informasi berbasiskan Komputer"
Posting Komentar
Pengunjung yang baik adalah meninggalkan komentar
Silahkan Komentar disini....